Congregatio Discipulorum Domini

Para anggota Congregatio Discipulorum Domini (Kongregasi Murid-murid Tuhan) menghayati hidupnya sebagai murid dan senantiasa belajar pada Yesus Kristus, sang Guru Agung. Kunjungan kepada Sakramen Mahakudus menjadi ungkapan cinta dan penyerahan diri secara total. Dari sinilah para anggota menimba kekuatan untuk karya kerasulannya sebagai murid yang diutus untuk mempersiapkan orang menyambut Kristus di dalam hidupnya (bdk. Luk 10:1-12).

31 January 2007

Buku Misa Mandarin Indonesia

Menulis buku bukan saja soal keahlian, tetapi juga soal komitmen. Kali ini rasanya seperti dikejar-kejar waktu, karena mau menerbitkan buku Misa Imlek. Awalnya Rm. Heru (Vikjen Keuskupan Malang) sangat setuju. Namun setelah melalui beberapa proses - barangkali masukan dari tim redaksi DIOMA - mereka meminta agar tidak hanya Misa Imlek, tetapi kalau mungkin ya TPE Mandarin + Misa Imlek. Wow ...

Ada beberapa pertimbangan mengapa aku setuju:
  • Dari draft yang aku sediakan tinggal menambah sedikit saja, yakni DSA I & IV plus beberapa prefasi seperti: Adven I & II (dari Minggu I Adven sampai 16 Desember, dan 17-24 Desember); Penampakan (Epifani); Prapaskah; Sengsara; Paskah; Pentakosta; Minggu Biasa I & II, Ekaristi dan Maria.
  • Buku itu bisa dipakai oleh banyak komunitas yang mau merayakan Misa dalam bahasa Mandarin setiap minggu, dan dapat membantu mereka yang kurang bisa bahasa ini, terutama kaum muda.
  • Tidak terlalu menonjolkan Misa Imlek, tetapi menempatkan Imlek dalam kerangka Liturgi Gereja.
Cukup ideal kan. So projek segera dimulai. Ternyata tidak segampang yang dibayangkan. Jadi draft yang sudah dikerjakan selama kurang lebih 3 tahun (santai sekaleee ya ...) sekarang dikebut. Bahkan aku jadi kurang tidur. Apalagi sewaktu diserahkan ke penerbit Dioma masih harus mengedit sendiri lagi, karena mereka tidak terlalu mengerti bahasa Mandarin, dan tidak bisa men-setting ulang. Aku juga yang harus kerja.

Hari ini hari terakhir, karena besok sudah harus dicetak. Untung semua sudah jalan lancar, meskipun masih ada sedikit kesalahan. Karena itu besok pagi aku harus ke penerbit, untuk mengkoreksi beberapa kesalahan. Moga-moga siang sudah beres, dan bisa dicetak.

Selain itu, aku berharap agar para anggota CDD ikut mensosialisasikan buku ini, agar semakin banyak orang yang mau ikut Misa Mandarin bisa terbantu. Bukankah ini salah satu yang menjadi tanggung jawab para anggota CDD, yakni 以文化众. Dan juga sekalian bisa ikut memperkenalkan nama CDD.

21 January 2007

Remaka Paroki Batu

Hari Sabtu, 20 Januari 2007 ini, biara Fatima kedatangan sekitar 80 remaja katolik paroki Batu. Acaranya adalah merayakan 75 tahun berdirinya CDD. Seluruh acara dikoordinir oleh Br. Andre dan Br. Giyanto. Sepertinya ide dasarnya dari Br. Andre, yang mau membuat sesuatu. Maka, bersama dengan para pembimbing dan mudika, acara terselenggara.

Bila melihat animo para peserta, sepertinya paroki Batu memiliki potensi yang luar biasa. Hanya selama ini CDD sendiri kurang terlibat dalam pelayanan pastoral manapun. Kalaupun di sekolah, anggota CDD sendiri jarang yang terjun langsung. Bagaikan gading yang tak tersentuh. Karena itu acara hari ini sangat menarik, sekaligus juga meriah. Tentu dalam seluruh acara memperkenalkan CDD, karena banyak umat di Batu hanya mendengar tentang CDD tetapi tidak tahu apa itu. Bahkan mungkin saja banyak yang tidak mengenal CDD.

Acara dilaksanakan di bangunan belakang. Anak-anak merasa senang, dan pada akhir acara dibagikan hadiah untuk anak-anak yang menang dalam lomba melukis. Romo pembantu paroki, Rm. Aditya datang sebentar untuk membuka acara. Namun karena ada acara lain dia harus pergi. Acara demi acara berlangsung, seperti menyanyi sambil peragaan, melukis, membuat yel-yel remaka batu.

Seluruh acara ditutup dengan Misa Kudus, dipimpin oleh Rm. Sukamto CDD yang khusus datang dari Sawiran, didampingi oleh Rm. Agus dan Rm. Rudy. Dalam homili Rm. Sukamto mengatakan bahwa sesuai dengan bacaan Injil Yesus dianggap sebagai orang gila oleh saudara-saudara-Nya. Namun kita tidak perlu takut menjadi gila, karena kegilaan kita menjadi sarana untuk mewartakan Injil. Asalkan orang menyebut kita: "Gile benar ..." itu tandanya kita berhasil membuat orang terpikat pada apa yang kita kerjakan, dan di situlah kita mengikuti Yesus yang juga dianggap orang "gile benar...."

Met pesta 75 tahun CDD!

16 January 2007

Unjuk Gigi


Dalam rapat rumah hari ini ada kejadian yang menarik. Rm. Rudy begitu asik menggigit jari. Padahal sudah diingatkan bolak-balik, dan jelek sekali. Mau melihat? Ini dia ... hehehe. Masih kurang jelas, maka difoto yang kedua kalinya, dan .... voila ... asiknya. Barangkali di tangan ada madu ya. Kekekeke. Maksudnya jari madu ... Jangan-jangan nanti cacingan pula dia.

Sometimes it can be fun seeing somebody sucking his/her finger. It reminds me of little children in old times. Maybe it also represents unconfident, guilty feeling, etc. I'm not fond of psychology, but seems it can explain a lot.

Saat itu we were having house talk, on everything. At that time I said what I need is a righteous person, not a good one. Being good is ok, tetapi bakal merepotkan diri sendiri dan orang lain. Tapi being righteous bisa tidak disukai orang, karena tegas dan berpegang pada prinsip. Begitulah.

Salah satu yang diminta adalah setiap hari ada Misa di rumah. Biasanya suster-suster di Batu ini suka meminta bantu Misa. Dan karena mau jadi orang baik, Misa di rumah sendiri dikorbankan. Maka saya ingatkan bagaimana cara Rm. Sukamto menjawab: "Saya bisa saja pergi ke sana untuk membantu suster, tetapi apakah suster bisa ke sini menggantikan tugas saya?"

Kadang kita memang harus berani mengatakan TIDAK! Sekalian UNJUK GIGI, jangan Gigit Jari :) Soalnya kalau tidak, kita akan dianggap gampangan.

13 January 2007

Pemberkatan Aula St Yusup


Tanggal 4 kemarin Aula Kolese St. Yusup diberkati. Yang ikut misa konselebrasi ada 9 imam. Sebagai selebran utama Willy M.B. didampingi oleh Aguslie dan Hilarius S, Yuki H., Marianus B., Lodewyik T., Romanus S., Prasetyo, Rudy S., Bayangkan begitu banyak imam CDD yang datang. Sebenarnya para imam yang ikut konselebrasi ini tidak datang khusus untuk itu. Para anggota dewan ini datang untuk rapat dewan tanggal 3 kemarin di Sawiran. So karena semua anggota dewan sudah ada dan berkumpul, maka sekalian saja ikut misa.

Perayaan cukup sederhana, diadakan di aula yang dapat menampung banyak orang. Kebetulan bacaan Injilnya tentang Yohanes Pembaptis yang mewartakan "kebenaran" (Yoh 1:29-34). Sungguh ironis kalau membayangkan seluruh rangkaian pembangunan aula. Saya yang diminta memberikan homili sedikit agak terganggu antara hati nurani dan kenyataan yang ada.

Dalam homili saya menyampaikan bahwa kebesaran Kolese Santo Yusup bukan karena bangunannya yang megah. Singkatnya demikian: Pepatah China mengatkan "bila kita minum, ingatlah akan sumber airnya." Maka dengan pemberkatan aula yang megah ini saya teringat akan Pastor Joseph Wang CDD. Dia memulai karya pendidikan ini dari hal kecil, tanpa fasilitas yang megah. Dan kita melihat sekarang betapa Kolese Santo Yusup dikenal banyak pihak, dan menjadi sekolah favorit. Hal ini bukan karena bangunannya dan fasilitasnya, tetapi karena misi yang diembannya, yakni pada sikap mendidik orang menjadi orang yang pintar dan berguna pada masyarakat. Jadi pendidikan di St. Yusup bukan mau membuat orang menjadi kaya. Kekayaan tidak berguna kalau berpegang pada tujuan pendidikan, yakni membawa orang lebih terbuka dan dekat dengan "kebenaran". Kebenaran itulah yang sudah ditunjukkan oleh Pastor Joseph Wang CDD. Sekarang, syukurlah Kolese ini mempunyai aula yang besar dan megah. Namun bukan ini yang harus dibanggakan, melainkan agar dengan adanya aula ini para pendidik dan anak didik mendapatkan fasilitas yang lebih layak lagi mencapai "kebenaran" itu. Dan kebenaran sejati adalah Yesus Kristus. Seperti kata Pastor Wang: "Saya mengajari anda untuk menjadi orang pintar. Dan kalau anda sudah menjadi pintar, anda tentu lebih mudah membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang benar dan mana yang salah." Maka diharapkan agar melalui pendidikan yang dikelola oleh CDD ini, para anggota CDD meneruskan karya yang sudah dimulai oleh pastor Wang, mewartakan kebenaran, yang diperpanjang melalui para guru dan karyawan.

Semoga generasi muda tergerak untuk berani lantang berbicara tentang kebenaran, seperti bacaan Injil tentang Yohanes Pembaptis: Aku suara yang berseru-seru di padang gurun. Aku bukan terang, tetapi aku memberi kesaksian tentang Terang itu. Apakah para anggota CDD juga memberi kesaksian tentang Terang dan Kebenaran? By God's grace, I hope so.

12 January 2007

Rekreasi Postulan

Para Postulan, setelah beberapa waktu di sini, akhirnya pergi bertamasya pada tanggal 5. Sebab tanggal 6 mereka sudah harus kembali ke Stella Maris. Br. Andre yang memprakarsai tamasya ini. Awalnya saya bertanya mereka mau diajak jalan ke mana. Datang jawaban ke Taman Safari. Saya agak berkeberatan, karena 1) jarak tempuh yang lumayan jauh, 2) sepertinya para postulan ini belum waktunya diajak berekreasi yang demikian, dan 3) biaya untuk itu terlalu mahal. Maka saya memberikan alternatif lain, yakni ke Coban Rondo atau Cangar. Br. Andre segera setuju.

Namun sayang seribu sayang, Coban Rondo tutup karena ada kekhawatiran banjir, dan Cangar sedang dibersihkan. Jadi ... mereka pun pulanglah. Entah tiba-tiba ada ide dari mana, karena gagal ke tempat rekreasi, mereka pun meluncur ke Malang Town Square. Astaga! Saya yang mendengar cerita mereka yang pergi ke Matos pun tercengang. Hahaha ... lucu sekali. Namun juga aneh, koq rekreasi ke Matos? Moga-moga mereka tidak jadi konsumtif.

Barangkali harus semakin diperbanyak rekreasi di biara ini ya, supaya kita hidup dengan santai. Jangan melulu tegang, dengan jadwal yang ketat, dan muka yang serius. Muka cepat keriput bo ... dan kepala jadi botak nih. hehehe.

04 January 2007

Adorasi di Malam Tahun Baru

Memang gampang-gampang susah menyesuaikan hidup biara dengan situasi yang ada. Kadang kala aku berpikir kalau-kalau orang biara ini kuper. Alasannya apalagi kalau bukan karena ada aturan yang harus ditaati, jadwal harian yang sudah fix, dan lainnya dengan alasan bejibun lagi. Malam tahun baru ini ada undangan dari Clara untuk makan malam bersama di asrama. Awalnya aku tawarkan kalau malam tahun baru barbeque di biara saja. Namun tidak jadi karena dua pertimbangan ini: hujan (beberapa hari ini hujan terus dari sore sampai malam) dan belum ada kebiasaan BBQ di biara dengan mengajak orang luar. Barangkali suatu hari dapat dijalankan. So akhirnya diputuskan untuk ikut makan malam di asrama saja. Artinya kami semua (novis, socius, bruder) akan pergi makan malam di asrama. Clara juga mengajak Rm. Yuki dan keluarganya untuk makan malam. Sementara itu Rm. Marianus tidak diajak karena sedang berekreasi ke Pasir Putih.

Rm Rudy juga mendapatkan kado istimewa akhir tahun ini: kedatangan ibu, kakak dan 2 keponakan. Mereka menginap di biara. Tgl 26-30 Des 2006 mereka jalan-jalan ke Bali. Entah krn alasan apa, mlm tahun baru mau menginap di asrama puteri Kosayu. Saya bertanya kepada padukka yang mulia dan terhormat Tunku Rudy Saleh, bila ortunya menginap di Malang, apakah dia akan melewati malam tahun baru bersama ortu atau tetap bersama novis.
Hehehehe ... dia jadi bingung. Biasa, kalau tidak bingung namanya bukan Rudy. So kalau dia bersama ortunya, maka dia bertindak tidak adil terhadap novis. Or sebaliknya, dia berlaku tidak adil terhadap ortu yang datang dari jauh kalau dia di Batu. Buah simalakama?

Entah dari mana sekarang ini aku suka berbicara soal keadilan.
Nanti aku tulis di blog yang lain or di group saja.

So setelah dia bingung habis, aku tawarkan demikian. Kita makan malam di asrama, dan kemudian mengajak semuanya ke biara Batu untuk berdoa bersama menutup tahun 2006. Acaranya ya Adorasi. Ternyata usulan ini mendapat sambutan yang luar biasa. Selain itu aku juga agak bingung, karena Anton dan Mikhael (saudara sepupuku) datang dari Surabaya. Aku juga merasa perlu menemani mereka. Bahkan sebenarnya mereka meminta apakah boleh tinggal di biara. Karena ortu Rm. Rudy ada di biara, aku anjurkan mereka tinggal di Malang saja. Dan dengan usulan Adorasi ini, semua menjadi terjembatani. Aku bisa makan malam bersama saudara, Rm. Rudy juga bisa makan bersama keluarganya, dan kemudian diisi dengan acara rohani menutup tahun 2006. Barangkali ini bisa menjadi kesempatan yang baik untuk bersilahturahmi. Lalu aku juga menelpon Rm. Yuki, mengajak dia dan keluarganya untuk berdoa di Batu sesudah makan malam. Ajakan disambut. Ah ... senangnya hati.

Seandainya semuanya berjalan mulus seperti ini, tentunya hidup membiara menjadi sangat menyenangkan ya ...

Maka kami memulai adorasi jam 9.30 pm, berlangsung dengan sangat hikmat dan tenang. Adorasi diikuti oleh ortu Rm. Rudy, ortu Rm. Yuki, Clara, Paulien, Anton dan Mikhael. Menutup tahun lampau ini kita memohonkan pengampunan atas segala dosa yang telah diperbuat, dan memohon kekuatan Kristus untuk tahun yang akan datang. Semoga seluruh niat baik kami ini direstui dan diberkati Tuhan.

Amin.

03 January 2007

Internet Terganggu

Gempa bumi dahsyat di Taiwan, memutuskan backbone internet. Menurut berita, gempa dgn kekuatan 7,1 membuat semua koneksi internet di Indo semaput. Ini kutipan dari detik.com

Jakarta, Gempa 7,1 SR yang mengguncang Taiwan, Selasa (26/12/2006), berdampak pada putusnya link internasional internet Indonesia. Koneksi jadi byar pet.
Sylvia W. Sumarlin, Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) mengatakan, gempa yang mengguncang Taiwan menyebabkan putusnya backbone fiber optik yang melewati Taiwan. Akibatnya, link internasional yang disediakan ISP (internet service provider) di Indonesia dan ISP-ISP di semua negara di Asia Pasifik, putus.

Akibatnya blog ini pun jadi susah,tdk bisa kirim berita lagi sampai hari ini baru bisa dan sempat. Moga-moga semuanya kembali normal, kalo tidak banyak usaha dan pekerjaan jadi macet, apalagi mereka yang berbisnis memakai fasilitas internet.

So ini ada beberapa berita lagi situasi akhir tahun di Fatima, yang akan dirangkai dalam dua tulisan:

* Malam Tahun Baru (New Year's Eve) dirayakan dengan Adorasi

* Kelinciku malang

Ciao ....