Congregatio Discipulorum Domini

Para anggota Congregatio Discipulorum Domini (Kongregasi Murid-murid Tuhan) menghayati hidupnya sebagai murid dan senantiasa belajar pada Yesus Kristus, sang Guru Agung. Kunjungan kepada Sakramen Mahakudus menjadi ungkapan cinta dan penyerahan diri secara total. Dari sinilah para anggota menimba kekuatan untuk karya kerasulannya sebagai murid yang diutus untuk mempersiapkan orang menyambut Kristus di dalam hidupnya (bdk. Luk 10:1-12).

09 October 2008

Novena 50 tahun Celso Costantini


Pada hari ini Komunitas CDD di Blimbing mengadakan Novena Adorasi hari Pertama. Para frater menyiapkan perayaan ini bersama temanya sewaktu rekoleksi bulanan. Mengingat bahwa Celso Costantini sangat mengagumi Santo Paulus - ini terlihat dari tulisan-tulisannya yang banyak mengutip Paulus, dan kebetulan tahun ini adalah Tahun Rasul Paulus - maka tema-tema novena ini mengambil tema dari Paulus, dan dihubungkan dengan Celso. Tema hari pertama adalah TOBAT.

Melihat bagaimana Paulus bertobat: dalam surat-suratnya Paulus tidak pernah menyebut dirinya bertobat, karena dia memang tidak bertobat dalam arti berbalik dari kesalahan. Paulus hanya melihat bahwa setelah pengenalannya akan Kristus, segala sesuatu dipandangnya rugi dan tidak berharga. Maka ini adalah suatu lompatan ke depan, bukan "berbalik" dari dosa, kepada Kristus. Dengan pengenalan akan Kristus ini, Paulus melihat segalanya dengan kacamata baru, bersikap secara baru, berpikir secara baru, yang dirumuskan dengan istilah HIDUP SECARA BARU!

Dari sini kita dapat mengerti bagaimana Paulus, seorang Yahudi tulen dan yang sangat bangga akan keyahudiannya, bisa dengan tegas menolak praktek sunat bila orang hendak menjadi kristiani. Atau juga bisa menegur Petrus sewaktu merasa tidak nyaman makan semeja dengan orang non Yahudi ketika saudara-saudara yang Yahudi datang. Pendeknya, keyahudiannya bukan lagi sebagai sesuatu yang dibanggakan lagi.

Begitu juga dengan Celso, yang berani meninggalkan cara-cara konvensional dalam misi di China. Bahkan dia dengan berani mengubah mentalitas para misionaris, dan mendorong pembentukan hirarki lokal, yang pada saat itu banyak ditentang. Dengan kata lain, misi di China harus berubah dengan metode baru. Bahkan harus berani melepaskan diri dari ketergantungannya pada kolonialisme Eropa, sementara dia sendiri adalah orang Eropa. Jadi asal usul bukanlah sesuatu yang harus dibanggakan, melainkan tujuan dari misi itu sendiri, yakni memperkenalkan Yesus Kristus, mengajak orang untuk beriman kepada Kristus, itulah pokok dari seluruh misi Gereja.

Selain itu, barangkali perayaan ini baik disebut sebagai Peringatan 50 Tahun Celso Costantini. Kata wafat/meninggal/mangkat, dan lain-lain sebaiknya tidak dipakai, karena tidak lazim dalam Gereja. Bukankah hari kematian di dunia ini menjadi hari kelahiran di surga? Selain itu kita juga bisa melihat peringatan santo-santa lainnya (yang memang dirayakan pada hari kematian mereka) langsung menyebutkan Pesta atau Peringatan (baik fakultatif maupun wajib).

Novena Hari 1 ini dipimpin oleh Rm. Marianus Berdikari. Dalam pengantar, Rm. Marianus mengatkan bahwa semboyan sekolah TETAP BERSEMANGAT bukan hanya milik Kolese Santo Yusup. Semua sekolah yang dikelola oleh anggota CDD pasti memakai semboyan ini, karena kata Tetap Bersemangat merupakan nama Celso Costantini sendiri. Di Taiwan namanya Hengyi (恒毅). Maka semoga semua orang yang pernah dididik dalam sekolah-sekolah karya CDD tetap ingat bahwa Tetap Bersemangat harus menjadi jiwa mereka, karena belajar dari Celso Costantini. Semoga dengan novena ini kita semakin mengenal Celso Costantini, dan semakin mencintai Kristus yang hadir dalam Sakramen Mahakudus.

Misa dan Novena 50 Tahun Celso Costantini

Tanpa terasa sudah 50 tahun Celso kembali ke pangkuan Bapa di surga. Tetapi perannya dalam kehidupan sosial, politik dan Gereja tidak bisa dilupakan begitu saja.

Pada tahun ini Keuskupan Concordia-Pordenone mengadakan peringatan 50 tahun meninggalnya Celso Costantini dengan serangkaian kegiatan, seperti:

Jumat 17 Oktober: pembukaan rangkaian upacara di Katedral Concordia. Misa konselebrasi dipersembahkan oleh seorang Kardinal, didampingin oleh para uskup dari Friuli Venezia Giulia, diikuti sekitar 20 orang imam Chinese dari Kongregasi Murid-murid Tuhan yang didirikan oleh Celso Costantini di China, diikuti oleh pejabat dari daerah Veneto dan Friuli Venezia Giulia.

Sabtu 19 Oktober pukul 10.00 di Zoppola diadakan serangkaian upacara dari Comune di Zoppola dengan mempresentasikan sebuat buku tentang figur Kardinal Celso dan pembukaan tiga kegiatan lainnya.

Minggu 19 Oktober pukul 10.30 - Castions di Zoppola
Misa, pembukaan suatu karya peringatan, kunjungan ke makam Kardinal.

Minggu 18 Januari 2009 pukul 11.00 di Pordenone
Konselebrasi penutupan di Katedral, dipimpin oleh Kardinal Ivan Dias, Prefek Kongregasi Pewartaan Iman: sambutan di Balai Kota Pordenone dan penganugerahan gelar kehormatan kepada Kardinal Celso Costantini di auditorium del Vendramini.

Sementara itu, di Indonesia Provincial CDD juga memberikan pengarahan melalui surat untuk perayaan 50 tahun Celso Costantini. Masing-masing komunitas diharapkan menyiapkan perayaan itu di dalam komunitasnya, agar para anggota komunitas dapat semakin mencintai Bapa Pendirinya, dan mengambil inspirasi serta menimba semangat dari Beliau.