Congregatio Discipulorum Domini

Para anggota Congregatio Discipulorum Domini (Kongregasi Murid-murid Tuhan) menghayati hidupnya sebagai murid dan senantiasa belajar pada Yesus Kristus, sang Guru Agung. Kunjungan kepada Sakramen Mahakudus menjadi ungkapan cinta dan penyerahan diri secara total. Dari sinilah para anggota menimba kekuatan untuk karya kerasulannya sebagai murid yang diutus untuk mempersiapkan orang menyambut Kristus di dalam hidupnya (bdk. Luk 10:1-12).

28 May 2009

BERITA PROVINSI CDD INDONESIA

• Celso Costantini pada Hari Raya Paska tahun 1939 mengatakan: “Para putraku terkasih, hari ini adalah hari pesta kongregasi kalian. Saya hadir bersama kalian secara rohani. Di benak saya, saya dapat melihat kembali seminari kalian yang terletak di sebuah lembah yang indah, yang dinamai Emaus…..Saya jadi teringat akan para murid Emaus. Saat itu mereka berjalan bersama Kristus, tetapi mereka tidak mengenal Nya sama sekali, namun hati mereka berkobar kobar oleh semangat cinta kasih. Pada akhirnya barulah mereka dapat mengenali Nya ketika dalam jamuan makan Ia memecah mecahkan roti (Luk 24,35). Demikian juga hendaknya kalian ketika berjalan di antara orang orang yang belum mengenal Kristus, hendaknya hati kalian terbakar oleh rasa cinta kasih untuk membuat mereka mengenal Nya, karena kalian telah mengenal Nya setiap hari ketika kalian memecah mecahkan roti. (IVAD II)
• Pesta Kongregasi kita jatuh pada hari ketiga Hari Raya Paska. Kita bersyukur bahwa Tuhan senantiasa memberikan berkat dan karunia kasihNya kepada kita. Rasa kegembiraan ini kita wujudkan dengan perayaan syukur di komunitas kita masing masing. Komunitas Tegal Jaya mengadakan Misa Syukur, berdoa untuk arwah semua orang beriman dengan memasang lilin lilin kecil dan dilanjutkan dengan acara umat makan bersama. Komunitas Sawiran mengadakan Misa Syukur dan rekoleks., Komunitas Batu mengadakan Triduum (rosario, membaca IVAD dan ziarah/Misa Syukur di Gua Maria Pohsarang, lihat: cddprov.blogspot.com) dan Misa Syukur. Komunitas Pontianak mengadakan Adorasi Sakramen Mahakudus dan Misa Syukur, komunitas blimbing mengadakan Misa Syukur, komunitas Jakarta mengadakan Misa Syukur
• Pastor Willy Malim Batuah diopname di RS Panti Nirmala beberapa waktu yang lalu. Puji Tuhan, kesehatan beliau sudah pulih dan sekarang telah menjalankan tugas sebagaimana biasanya. Dalam waktu dekat ini beliau akan berangkat ke luar negeri, Beliau diundang ke negeri Kincir Angin oleh lembaga Pemerintah “PUM” yang bergerak di bidang pertanian dan di kelola oleh swasta yang berskala internasional. Kita doakan agar perjalanan Pastor Willy berjalan dengan baik dan selalu dalam karunia kasihNya.
• Bruder Phokas Andreromes seniman lulusan Institut Seni Indonesia Denpasar. Ada beberapa artikel yang sudah di muat di koran lokal Denpasar dan Pontianak. Saat ini mengajar di SMA Santu Petrus Pontianak. Ia mendapat tugas belajar dari Kongregasi dan kini mempersiapkan diri untuk memasuki program S2 di Yogjakarta. Marilah kita berdoa agar persiapannya dan tugas belajarnya berjalan dengan baik.
• Pastor Yuki terpilih sebagai Ketua MPK Keuskupan Malang, dan karena tugas dan tanggung jawab ini sangat besar dan mulia, maka Provinsial CDD menunda tugas belajarnya ke program S3, dengan tujuan agar ia tahun pertama ini boleh lebih berkonsentrasi untuk melaksanakan tugas di MPK Keuskupan Malang. Confrater, mari kita memberikan dukungan dengan doa agar beliau dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
• Pastor Hilarius Sutiono saat ini bukan saja melayani umat berbahasa mandarin di Jkt, tetapi dalam kesibukkan beliau juga menyempatkan diri melayani umat berbahasa Mandarin di Palembang dll. Sejak bulan Januari tahun ini, Pastor Hilarius mengasuh kolom “Sheng Ai” di koran bahasa Mandarin “Guojirebao”. Kolom ini diisi dengan: memperkenalkan iman katolik, kegiatan kegiatan umat berbahasa Mandarin Indonesia, informasi jadwal misa berbahasa Mandarin dsbnya. Mohon confrater yang bisa berbahasa Mandarin dapat memberikan dukungan dengan menyumbangkan artikelnya. Confrater, mari kita mendukung dengan doa agar beliau sehat walafiat dan tetap bersemangat menjalankan tugas pelayanan kasih ini.
• Awal tahun 2008, Pastor Laurentius Prasetyo CDD mendapat tugas belajar bahasa mandarin di universitas katolik Fujen Taiwan. Pastor prast, demikian ia biasa dipanggil direncanakan akan berada di Taiwan selama kurang lebih dua tahun. Saat ini Pastor Prast sudah berada di Taiwan lebih kurang satu tahun dan mengalami perkembangan yang cukup menggembirakan dalam hal membaca, menulis dan berkomunikasi dalam bahasa mandarin. Kita berharap Pastor Prast semakin bersemangat dalam mempelajari bahasa mandarin dan pada akhirnya kembali ke Indonesia untuk berkarya di ladang Tuhan.
.• Saat ini jumlah postulan ada 5 orang, Novis ada 4 orang dan student ada 5 orang. Pembinaan terhadap generasi penerus murid murid Tuhan perlu ditangani secara serius. Para confrater, mari kita mendukung dengan doa sebagai tanda kesatuan kita dengan Pastor Magister dan Pastor Prefek studen dalam pendampingan terhadap para novis dan para frater. dan juga tak henti hentinya mendoakan doa mohon panggilan untuk kongregasi kita

25 May 2009

HASIL REFLEKSI PARA FRATER DAN BRUDER TENTANG SEJARAH KONGREGASI

Sudut ini adalah sudut refleksi novisiat yang memuat berbagai hasil refleksi yang dikerjakan oleh para novis CDD. Refleksi yang dibuat oleh para novis ini dapat berupa hasil refleksi dari pelajaran yang diperoleh maupun suatu studi mandiri yang dilakukan secara bebas. oleh sebab itu, hasil refleksi ini tidak mereprensentasikan spiritualitas CDD secara resmi. Dengan kata lain, hasil refleksi yang dituliskan disini melulu adalah suatu refleksi yang bersifat pribadi dan mandiri. silahkan Anda memberi komentar atau masukan bagi para penulis-penulis ini. Terima kasih
Untuk edisi perdana ini, kami tampilkan hasil refleksi yang dibuat oleh para frater dan Bruder CDD dalam pelajaran Sejarah Bapa Pendiri dan Kongregasi CDD



Masa lalu , Sekarang , dan Akan datang
Br.Romansa CDD
Jalan masih panjang , harapan baru dilangkahkan tapi bagi Bapa Celso Costantini , pendiri Congregasi Discipulorum Domini , semua dapat dilalui dengan kesabaran , keteguhan , dan kerja keras serta terutama semua disandarkan pada doa dan penyelenggaraan Ilahi . Penolakan yang pernah dialami adalah awal untuk lebih bersemangat dalam berusaha , lebih tekun dan lebih rajin untuk menemukan lebih banyak makna hidup , dicuekin tidak membuat rendah harga diri , tapi justru semakin terpacu untuk menjadi lebih baik , dibohongi menambah keyakinan akan kemampuan untuk memaknai diri dalam hidup untuk mencapai kesuksesan , kegagalan harus dapat menjadi pemicu dan pengalaman di dalam hidup dalam keberhasilan yang tertunda , semua adalah cobaan dan rintangan yang harus dijalani , dihadapi , dan dilalui dengan kerja keras , tekun dalam berusaha dan tidak lupa berserah di dalam Doa ....seperti apa yang ditulis oleh Bapa Celso Costantini sebagai berikut “ ….kalau mau menerima tanggung jawab yang besar , maka terlebih dahulu kita harus dengan sabar menerima segala kesulitan….”
Berkat cinta kasih akan Allah , Bapa pendiri berjalan teguh , lurus menatap masa depan . lalu apa peran saya sebagai anak – anak Costantini ?
Jalan yang harus saya jalani dan lalui tidak seramah seperti kebanyakan anak – anak masa kini . Anak-anak sekarang serba dimanjakan dengan berbagai fasilitas yang serba wah … complit , dengan hanya satu telunjuk jari semua dunia terjelajahi dari dalam dunia maya , baik hal yang biasa hingga hal yang luar biasa dapat ditemukan , demikian juga dengan kebutuhan sehari – hari semua serba instan , tinggal buka langsung santap , atau tinggal telunjuk jari maka akan datang orang – orang yang tersenyum dengan ramah dan akan melayani dengan penuh keramahan , atau lebih praktis lagi tinggal telpon , pesan , tunggu , datang , santap , itulah perkembangan dunia jaman sekarang yang serba cepat saji . Berbeda dengan puluhan tahun yang lalu , perubahan dan arus modernisasi begitu cepat dan sangat pesat pada saat ini .
Apakah arus Modernisasi jaman yang begitu pesat dan cepat ini juga melanda seluruh aspek hidup anggota Congregasi Discipulorum Domini ? Kini setelah puluhan tahun berdirinya Congregasi Discipulorum Domini , apa yang menjadi kebanggaan bagi diri kita sebagai bagian dari Congregasi Discipulorum Domini ? Ya , dua pertanyaan yang sulit dan berat untuk dijabarkan , diterangkan serta dijawab di dalam kondisi jaman sekarang ini .
Hubungan dengan Bapa pendiri mungkin tidak ada yang istimewa , selain hubungan antara pendiri congregasi dengan saya sebagai calon bagian dari anggota congregasi penerus semangat dan cita – cita Bapa pendiri . Namun kisah hidup , pengalaman , semangat , keuletan , ketekunan , serta berpendirian teguh yang disandarkan pada doa dan penyelenggaraan Ilahi yang telah menjadikan Bapa pendiri sebagai contoh teladan hidup bagi saya untuk diteladani dalam kehidupan dan prilaku hidup sehari – hari .
Kisah hidup beliau yang ditulis di dalam buku “ FOGLIE SECCHE ” seakan – akan mau menyatakan bahwa cita – cita harus diraih dengan perjuangan , tidak dengan cara instan . Demi cita – cita dibutuhkan pengorbanan , ketekunan , kesabaran dan masih banyak faktor lain lagi yang harus terus ditumbuhkan ,,, dan yang paling utama adalah selalu berserah di dalam doa , sebagai ungkapan syukur atas apa yang boleh dialami dalam perjuangan untuk meraih asa baik dalam hal suka maupun duka .
Bagaikan tetes demi tetes air dalam lautan yang luas atau bagaikan butir demi butir pasir yang halus di padang pasir yang luas , justeru karena karena kumpulan tetes demi tetes air ini yang tak terbilang banyaknya menjadikan samudera raya , dan kumpulan butir demi butir pasir halus yang tak terhitung jumlahnya menjadi gurun atau padang pasir yang maha luas , hal semacam inilah yang dilihat dan dapat saya rasakan apa yang diinginkan oleh Bapa Pendiri kepada para penerusnya …. Melakukan hal – hal besar yang dimulai dari hal – hal kecil dengan setulus hati , karena hal besar dapat terjadi dan berawal dari hal – hal yang sering kali kita anggap sepele . Bapa Celso menginginkan kita meninggalkan kenikmatan yang ditawarkan oleh dunia , untuk bertemu dengan Tuhan , seperti yang ditulis oleh beliau “ … hendaknya janganlah kita membiarkan waktu kita berlalu dengan Cuma – Cuma , semua waktu hendaknya kita gunakan untuk Tuhan …”
Dalam beberapa hal , apa yang telah dipesankan oleh Bapa pendiri kepada penerusnya ,,, hendaknya kita hidup selalu rendah hati , jangan suka membicarakan keburukan dan kelemahan teman kepada orang lain , gunakan dan manfaatkan kemampuan serta keahlian untuk menolong serta membantu sesama yang membutuhkan , hendaknya janganlah kita berbicara mengenai kasih di depan orang miskin dengan kata – kata yang indah , sebaliknya tidak berbuat sesuatu yang konkret , untuk membantunya , justru ini menyalahkan hukum kasih , memang apa yang diinginkan oleh Bapa pendiri , bukanlah suatu hal yang mudah untuk dilaksanakan tetapi juga bukanlah hal sulit untuk dilakukan , setiap hari setelah bangun pagi lakukanlah tugas kesalahan ; ibadat pagi , meditasi , misa , dan waktu selanjutnya dapat digunakan untuk mengerjakan hal – hal yang lain , selain itu hendaklah malam sebelumnya merencanakan segala sesuatu yang akan dikerjakan pada hari berikutnya , dan setiap malam juga hendaknya mengadakan pemeriksaan bathin untuk melihat kembali apa yang telah dilaksanakan sepanjang hari , dengan demikian kita akan menemukan apa yang harus didahulukan dan apa yang tidak penting , apa yang belum selesai pada hari itu dapat diselesaikan pada hari berikutnya , akal budi , hati nurani ,,, serta kemauan akan memampukan kita untuk berbuat sesuai apa yang diinginkan oleh Bapa pendiri , seperti yang ditulis oleh beliau “ ,,, dengan hidup secara teratur , kita dapat membagi waktu dengan baik dan bisa menjadikan semangat dan kemampuan hidup kita lebih bertumbuh sehingga pada saat kita tua , kita dapat merasakan hidup kita terisi dengan baik . Sumber dari penyakit adalah malas ; karena malas dapat menimbulkan hal –hal yang dapat merugikan diri sendiri ,,, ”

02 May 2009


Para Novis CDD 2008 dan Postulat CDD 2008

Sudut ini adalah sudut refleksi novisiat yang memuat berbagai hasil refleksi yang dikerjakan oleh para novis CDD. Refleksi yang dibuat oleh para novis ini dapat berupa hasil refleksi dari pelajaran yang diperoleh maupun suatu studi mandiri yang dilakukan secara bebas. oleh sebab itu, hasil refleksi ini tidak mereprensentasikan spiritualitas CDD secara resmi. Dengan kata lain, hasil refleksi yang dituliskan disini melulu adalah suatu refleksi yang bersifat pribadi dan mandiri. silahkan Anda memberi komentar atau masukan bagi para penulis-penulis ini. Terima kasih
Untuk edisi perdana ini, kami tampilkan hasil refleksi yang dibuat oleh para frater dan Bruder CDD dalam pelajaran Sejarah Bapa Pendiri dan Kongregasi CDD

Fr. Petrus Suban Diaz, CDD

CELSO CARDINAL COSTANTINI
“Jadilah Imam yang Saleh dan Terpelajar”

Saya merasa sangat kagum dan tertarik dengan Bapa Pendiri setelah belajar dan mengetahui latar belakang hidupnya. Kendati beliau berasal dari keluarga yang sederhana, tapi Celso tetap tidak berkecil hati. Ia malahan menjadi lebih bersemangat untuk berjuang mencapai tujuan dan cita-cita yang diimpikannya. Segala kesulitan dihadapinya dengan sabar. Bahkan ketika mengalami kekurangan pun ia masih sempat menolong orang lain. Ia menyerahkan semuanya hanya kepada penyelenggaraan Tuhan. Sungguh sesuatu yang luar biasa dan mungkin tidak semua orang dapat berbuat seperti itu. Berkat ketekunan dan semangat yang luar biasanya, Celso berhasil menyelesaikan studinya di Roma. Iapun akhirnya ditahbiskan menjadi seorang imam. Berkat kepandaian yang dimilikinya, ia dapat menjalankan tugasnya dengan baik. Akan tetapi semuanya itu tidak membuat ia menjadi bangga dan sombong. Justru ia semakin rendah hati dan tidak mau mengagung-agungkan dirinya sendiri.
Dibandingkan dengan Celso, mungkin saya sangat jauh berbeda dengan dia. Saya juga berasal dari keluarga yang sederhana, tetapi saya sering berkecil hati dan tidak mau menerima keadaan keluarga saya. Saya selalu merasa iri hati bila teman-teman yang hidupnya selalu berkecukupan. Orang tua mereka selalu memberikan dan menyanggupi apa yang mereka minta. Saya kadang-kadang mau marah kepada orang tua saya, tapi saya sadar akan kenadaan keluarga. Hal ini membuat saya menjadi minder dalam bergaul dengan teman-teman yang selalu memiliki barang-barang yang bagus. Walaupun demikian, saya tetap sayang kepada orang tua saya. Saya yakin mereka pasti menginginkan yang terbaik bagi saya. Mereka pasti berusaha membahagiakan saya.mungkin keinginannya itu belum dapat terpenuhi.
Dalam bidang pendidikan, orang-orang selalu mengatakan bahwa saya orang yang pandai dan pintar. Saya selalu mendapat prestasi yang baik setiap ujian semester. Hal ini membuat saya selalu disanjung oleh keluarga dan orang di lingkungan tempat tinggal saya. Akibat pujian ini, saya akhirnya merasa seperti orang yang hebat dan menganggap remeh semua orang. Bahkan saya juga mulai malas belajar dan memandang pendidikan dengan sebelah mata. Saya hanya belajar kalau hendak mengikuti ujian semester maupun ujian akhir. Karena itu prestasi saya ketika duduk di bangku SMA menurun dengan drastis. Seluruh keluarga saya mulai meremehkan saya dan membandingkan saya dengan adik saya. Katanya prestasi saya tidak apa-apanya dibanding prestasi gemilang adik saya. Saya menjadi marah dan berusaha menjadi lebih baik dari adik saya. Tapi semua itu saya lakukan bukan untuk menjadi lebih baik tapi supaya saya dapat dipuji oleh orang-orang dan keluarga saya. Hal itu membuat saya tidak lagi berpikir tentang cita-cita dan tujuan saya. Sehingga ketika saya sudah menyelesaikan pendidikan di SMA, saya tidak tidak tahu mau melanjutkan ke mana dan mau jadi apa. Saya akhirnya tidak dapat melanjutkan sekolah selama setahun. Saya merefleksikan kembali cita-cita saya yang dulu. Setelah direfleksikan selama setahun, saya pun menyampaikan kepada Ibu saya bahwa saya mau menjadi imam. Ternyata ia merestui keinginan saya ini. Saya pun langsung melamar di Kongregasi Murid-murid Tuhan. Syukurlah saya diterima untuk menjalani panggilan saya sampai saat ini.
Satu hal yang membuat saya merasa kagum dengan Celso adalah kepandaiannya dalam mengatur waktu dan tugas-tugasnya. Dalam hal ini, saya sama sekali berbeda jauh dengan dia. Saya belum mampu memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya. Kadang-kadang, saya membiarkan waktu berlalu tanpa ada sesuatu yang dikerjakan. Semuanya berlalu dengan hal-hal yang tidak berguna. Saya pun menjadi orang yang malas dan bekerja sesuka hati saya. Saya selalu berusaha dan memiliki rencana untuk merubah sifat itu, tapi kadang saya belum mampu menaklukkan kemauan yang ada di dalam diri saya. Akhirnya semua itu hanya tinggal rencana yang tidak pernah terlaksanakan.
Setelah mengenal kehidupan Bapa Pendiri, saya mulai bersemangat untuk menghilangkan segala sifat kemalasan yang ada dalam diri saya. Saya berangan-angan untuk mampu menjadi seperti Celso yang memiliki semangat dan kemauan keras, pandai mengatur semuanya, dan juga rendah hati. Saya sadar bahwa hal itu tidaklah mudah. Namun saya sangat yakin dengan bantuan Tuhan dan kemauan keras dari saya sendiri, pasti semua itu akan berhasil. Sekarang saya mulai mencoba berubah sedikit demi sedikit. Walaupun tertatih-tatih tapi saya yakin mampu berjalan maju.

“Terimalah segala kesulitan dengan sabar,
maka engkau akan menerima tanggung jawab yang besar”
Celso Costantini